PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA BILANGAN BULAT

(PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 2 Cepogo, Boyolali Tahun 2010/2011)

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Penelitian Pendidikan  Matematika

Oleh:

Ngatini

A410080238

 

 

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

DAFTAR ISI

  1.  PENDAHULUA N
  2. Latar Belakang
  3. Rumusan Masalah
  4. Tujuan Penelitian
  5. Manfaat penelitian
  6. Definisi istilah
    1. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
    2.  Kajian Teori
      1. Keaktifan Belajar Matematika

1).  Hakikat matematika

2).  Hakikat Belajar

3).  Keaktifan Belajar Matematika

4).  Prestasi Belajar Matematika

  1. Strategi Pembelajaran Student facilitator and Explaining dalam pengajaran matematika

1).  Hakikat Pembelajaran

2).  Hakikat Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

3).  Perkalian Bilangan Bulat

  1. Hasil Penelitian yang Relevan
  2. Kerangka Berfikir
  3. Hipotesis Penelitian
    1. METODE PENELITIAN
    2. Jenis Penelitian
    3. Seting Penelitian
    4. Subjek Penelitian
    5. Data dan Sumber Data
    6. Metode Pengumpulan Data

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA BILANGAN BULAT

(PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 2 Cepogo, Boyolali Tahun 2010/2011)

  1. A.    PENDAHULUAN
    1. 1.      Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu dalam menciptakan suatu pendidikan yang bermutu perlu mendapatkan penangganan yang lebih baik .

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian yang lebih, dalam peningkatan mutu adalah mata pelajaran matematika. Banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika, karena matematika dianggap sulit, dan banyak siswa yang tidak menyukainya, sehingga matematika diangap sebagai momok bagi mereka.

Ketidakmampuan siswa disebabkan karena ketidakmampuan guru untuk membuat suasana pembelajaran yang menarik, guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Poses belajar metematika yang baik adalah guru harus mampu membuat suasana belajar yang menyenagkan, guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa tergerak untuk melakukan aktifitas dalam pembelajaran. Guru harus menggunakan metode yang bervariasi atau metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Sedangkan dari siswa sendiri tidak mau berusaha untuk mempelajari matematika secara mandiri, mereka hanya mengandalkan teman jika mengerjakan tugas atau soal latihan. Siswa juga tidak mempelajari kembali materi yang diajarkan guru. Siswa belajar jika akan ujian atau ulangan harian saja. Sehingga materi tidak akan dikuasai bahkan siswa tidak akan bisa mengerjakan soal-soal baik ujian ataupun ulangan harian.

Tidak hanya hal diatas saja keterbatasan sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Sarana dan alat belajar yang masih tradisional seperti masih menggunakan black board dan kapur saja, juga menghambat pembelajaran, karena pembelajaran tidak akan efektif. Guru harus mencatat dipapan atau mendektekan materi kemudian siswa mencatat. Hal tersebut sangat menghambat pembelajaran.

Selain itu lingkungan belajar siswa yang kurang baik akan membuat siswa terganggu dalam pembelajaran. Misalnya tempat tinggal siswa yang berada pada lingkungan yang masyarakatnya tidak sadar akan pentingnya pendidikan. Maka siswa akan terpengaruh terhadap hal tersebut.

Dalam pengajaran matematika siswa diharapkan benar-benar aktif. Dengan belajar aktif diharapkan memiliki dampak positif bagi siswa tentang apa yang dipelajari akan bisa diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui kegunaan dari ilmu matematika. Siswa yang kurang aktif dalam belajar prestasinya lebih rendah dari siswa yang aktif dalam pembelajranya. Permasalahan tersebut masih banyak kita jumpai disekolah-sekolah.

Permasalahan yang sering dijumpai antara lain adalah (1) tidak ada inisiatif siswa untuk bertanya (2) siswa tidak berani menjawab pertanyaan dari guru secara individu (3) kemandirian dalam mengerjakan soal masih sangat kurang (4) siswa berbicara sendiri ketika guru menerangkan atau mengajar.

2

Hal ini disebabkan karena cara mengajar guru yang menggunakan metode konvensional dalam pengajaran sehingga siswa tidak tertarik dengan pelajaran. Akibatnya siswa tidak menyukai pelajaran, yang berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siwa pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut secara berkelanjutan maka perlu dicari suatu pembelajaran yang tepat, yaitu suasana pembelajaran yang melibatkan siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran dan siswa tertarik untuk mempelajari matematika yang berdampak positif sehingga meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Strategi yang menarik untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam memahami pelajaran matematika adalah strategi pembelajaran model student facilitator and explaining.

Strategi pembelajaran model Student facilitator and explaining merupakan strategi pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya secara bergantian. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide dan gagasan atau pendapatnya sendiri.

Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan strategi student facilitator and explaining sebagai salah satu upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

  1. 2.      Rumusan Masalah
  2. Bagaimana penerapan metode student facilitator and explaining untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pokok bahasan perkalian bilangan bulat
  3. 2.      Adakah peningkatan keaktifan dan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika setelah dilakukan strategi pembelajaran Student facilitator and explaining.
    1. 3.      Tujuan Penelitian
    2. Mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran student facilitator and explaining.
    3. Mendiskripsikan peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran student facilitator and explaining.

Aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika dilihat dari indikator :

Merespon setiap pertanyaan dari guru

  1. Mengajukan pertanyaan
  2. Mengemukakan pendapat
  3. Mempresentasikan hasil pekerjaan
  4. Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guru.
    1. 4.      Manfaat Penelitian

Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat utama kepada pembelajaran matematika, peningkatan mutu, proses dan hasil belajar matematika.

  1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama pada peningkatan pemahaman matematika siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran student facilitator and explaining.

Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu mengoptimalkan aktifitas siswa.

  1. Manfaat Praktis

1)      Bagi guru

a)   Membantu guru dalam meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung

b)   Menambah keaktifan dan prestasi belajar matematika dalam usaha pembenahan pembelajaran.

  1. Bagi siswa

a)   Meningkatkan keaktifan siswa dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.

b)   Siswa mempunyai kedudukan sama dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran matematika.

  1. 5.      Definisi Istilah
    1. a.      Keaktifan belajar matematika

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam suatu pembelajaran yang aktif meliputi aspek kognitif afektif dan psikomotorik.

Aspek kognitif dibagi kedalam enam kategori. Aspek ini erat kaitannya dengan intelegensi, kemampuan berfikir, dan ketrampilan memecahkan masalah yang meliputi Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (Comprehension), Aplikasi (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis) dan Evaluasi (evaluation).

Aspek Affektif adalah pengukuran penampilan khusus. Aspek afektif berkaitan dengan sikap, perasaan, apresiasi dan minat. Lima kategori aspek affektif yaitu Menerima (receiving), Merespon (responding), Mengorganisasikan (organization), Mempribadi (mewatak).

Aspek psikhomotorik menyangkut ketrampilan gerak otot (phisik) yang meliputi Menirukan (perception), Set atau setting, Imitasi (Guided Response), Mekanisme (mechanism), Response yang bebas dan komplek, Adaptasi (adaptation), dan Menggorganisasi (organization)

  1. b.      Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Strategi pembelajaran student facilitator and explaining adalah merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara, untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri. Strategi ini mempunyai langkah-langkah

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan garis-garis besar materi pelajaran
  3. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjeaskan kepada siswa lainya secara bergiliran.
  4. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

Strategi ini cukup menyenagkan karena mengajak siswa bergerak, berfikir, dan siswa bisa menyampaikan pendapat dan ide mereka sehingga siswa tidak jenuh. Dengan strategi ini siswa akan berani mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil pekerjaan pada kegiatan pembelajaran serta meningkatkan kerja sama antar siswa.

  1. B.     KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
  2. 1.      Kajian Teori
  3. a.      Keaktifan dan prestasi belajar matematika

1)      Hakikat matematika

Menurut Soedjadi (2000: 1) Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang mengkaji abstraksi ruang, waktu, dan angka. Matematika merumuskan gagasan-gagasan atau konsep-konsepnya ke dalam bahasa lambang dan angka untuk mendeskripsikan realitas alam semesta. Setelah itu dapatlah diikuti secara deduktif konsepnya dan menetapkan sebuah sistem pengukuran tertentu yang berkenaan dengan angka-angka dan keruangannya, yang semuanya berguna dalam kehidupan kita dan dalam penelitian ilmu lainnya. Kita menjadi sadar akan sifat kenyataan dari ruang, waktu, dan angka dengan cara penyajian demikian. Kita kemudian membentuk sejumlah sistem perhitungan yang demikian pasti sehingga hasilnya nampak bagaikan suatu mukjizat saja. Semua ini dimungkinkan karena kita, dalam matematika, menggunakan simbol dan angka untuk membantu kita dan juga meringkasnya menjadi penalaran logis sedemikian rupa sehingga tidak dapat dilakukan oleh ilmu-ilmu lainnya.

Menurut Sumardyono (2004: 2) menjelaskan bahwa matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika adalah suatu studi alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2)       Hakekat Belajar

Menurut Nana Sudjana (2008 : 28) belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuanya, daya reaksinya, daya penerimaanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman individu itu sendiri.

3)       Keaktifan belajar matematika

Pendidikan tradisional sebenarnya belum hilang dari dunia pendidikan kita, utamanya dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam pembelajaran siswa hanya bertugas menerima dan mendengarkan materi yang disampaikan guru dan bersikap pasif.

Namun dengan adanya berbagai temuan dan pendapat, menyebabkan pandangan terhadap siswa berubah. Pengajaran efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktifitas sendiri (oemar hamalik, 2008 :171).

Belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam suatu pembelajaran yang aktif meliputi aspek kognitif afektif dan psikomotorik.

Aspek kognitif ini erat kaitannya dengan intelegensi, kemampuan berfikir, dan ketrampilan memecahkan masalah yang meliputi Pengetahuan (knowledge) Pemahaman, (Comprehension), Aplikasi (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), Evaluasi (evaluation).

Aspek Affektif adalah pengukuran penampilan khusus yang meliputi Menerima (receiving), Merespon (responding), Penghargaan (valuing), Mengorganisasikan (organization), Mempribadi (mewatak).

Aspek psikomotorik menyangkut ketrampilan gerak otot (phisik) yang meliputi Menirukan (perception), Set atau setting, Imitasi (Guided Response), Mekanisme (mechanism), Adaptasi (adaptation) Menggorganisasi (organization).

4)      Prestasi belajar matematika

Prestasi belajar diartikan sebagai hasil belajar yang dicapai. Dalam hal ini Surtatinah Tirtonegoro (2001 : 43 ) mengemukakan pengertian prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dapat dicapai oleh anak dalam periode tertentu berdasarkan pendapat ahli.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan prestasi belajar adalah merupakan tolok ukur dari tingkat kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.

  1. b.      Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dalam Pembelajaran Matematika

1)      Hakekat pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen

a)   Siswa adalah seorang yang bertindak sebagai penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencap

b)   Guru adalah Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator.

c)   Tujuan adalah Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif).

d)   Isi Pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e)   Metode adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran.

f)   Media adalah bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

g)   Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan atau proses yang melibatkan siswa, guru, tujuan, isi, metode, media, dan evaluasi,  yang berjalan secara serentak, yang disebut dengan pembelajaran.

2)      Hakekat pembelajaran student facilitator and explaining

Strategi pembelajaran student facilitator and explaining adalah suatu model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara, untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri. Strategi ini mempunyai langkah-langkah

a)      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b)      Guru mendemonstrasikan garis-garis besar materi pelajaran

c)      Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain secara bergiliran.

d)     Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

e)      Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

3)      Perkalian Bilangan Bulat.

Langkah-langkah strategi pembelajaran student facilitator and explaining pada materi bilangan bulat pada perkalian yaitu:

1)      Guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai dalam bahasan bilangan bulat pada perkalian

2)      Guru menyajikan atau mendemonstrasikan garis-garis besar materi pelajaran

a)      Pengertian perkalian bilangan bulat adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama.

b)      sifat-sifat perkalian bilangan bulat

3)      Siswa mengemukakan pendapat tentang pengertian dan sifat perkalian bilangan bulat kepada teman-teman secara bergantian.

4)      Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

5)      Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

2 x 4 = 4 + 4 = 8

2 x 3 = 3 + 3 = 6

2 x 2 = 2 + 2 = 4

2 x1  = 1 + 1 = 2

2 x 0 = 0 + 0 = 0

1)            2 x 4 = -(2 x 4) = -(4 + 4) = -8

2)            2 x 3 = -(2 x 3) = – (3 + 3) = -6

3)            2 x 2 = -(2 x 2) = – (2 + 2) = -4

4)            2 x 1 = -(2 x 1) = -(2 + 1) = -2

5)            2 x 0 = -(2 x 0) = -(0 + 0) = 0

2 x (-2) = (-2) + (-2) = -4

2 x (-1) = (-1) + (-1) = -2

(-2) x (-3) = -(2 x(-3)) = -((-3) + (-3)) = 6

(-2) x (-2) = -(2 x(-2)) = -((-2) + (-2)) = 4

(-2) x (-1) = -(2 x(-1)) = -((-2) + (-1)) = 2

Jika kalian mengamati pekalian bilangan diatas maka kalian akan memperoleh sifat-sifat berikut

jika p dan q adalah bilangan bulat maka

  1. p x q = pq                                      3.         px (-q) = -(pxq) = -pq
  2. (-p) x q = -(pxq) = -pq                  4.         (-p) x (-q) = p xq = pq

Sifat-sifat bilangan bulat

  1. Sifat tertutup

Untuk mengetahui sifat tertutup pada perkalian bialngan bulat, salin dan tentukan hasil perkalian berikut

  1. 3 x 8 = 24                                c.         3 x (-8) = -24
  2. -3 x 8 = -24                             d.         (-3) x (-8) = 24

untuk setiap bilangan bulat p dan q , selalu berlaku p x q = r dengan r juga bilangan bulat.

  1. Sifat komutatif

Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bialngan bulat, salin dan tentukan hasil perkalian berikut.

2 x (-5) = -10         (-3) x (-4) = 12

(-4) x (-3) = 12      (-4) x (-3) = 12

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = q x p

  1. Sifat assosiatif

3 x ((-2) x 4) = -24            (-2 x 6) x 4 = -48

(3 x (-2)) x 4 = -24            -2 x (6 x 4) = -48

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku (pxq)x r =qx(pxr)

  1. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bialngan bulat, salin dan tentukan hasil perkalian berikut.

2 x (4 + (-3)) = 2                           (-3) x (-8 + 5) = -6

(2 x 4) +(2 x (-3) = 2                     ((-3) x (-8) + (-3 x 5) =13

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x (p + q) = (p x q) + (p x r)

  1. Sifat distributive perkalian terhadap pengurangan

Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bilangan bulat, salin dan tentukan hasil perkalian berikut.

2 x (4 – (-3)) = 14              (-3) x (-8 – 5 ) = -16

(2 x 4) – (2 x (-3) = 14       9(-3) x (-8)) – (-3 x 5) = 39

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x (q – r) = (p x q) – (p x r)

  1. Memiliki elemen identitas

Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bialngan bulat, salin dantentukan hasil perkalian berikut.

3 x 1 = 3                            1 x 3 = 3

1 x (-4) = -4                       1 x (-4) = -4

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x 1 = 1 x p = p

Contoh

Tentukan nilai pengganti huruf-huruf berikut menjadi kalimat yang benar.

  1. 6 x p = (-3) x 6

Jawab

Dengan menggunakan sifat komutatif bahwa p x q = q x p

maka p adalah -3                     6 x -3 = -3 x 6

  1. (2 x p) x 9 = 9 x (3 x 2)

Jawab

Dengan menggunakan sifat assosiatif bahwa (p x q)x r = q x( p x r)

Maka adalah p adalah 3                      (2 x 3) x 9 = 2 x (3 x 9)

  1. 3 x (a + (-2)) = (3 x 5 )+ (3 x -2)

Jawab

Dengan menggunakan sifat perkalian terhadap penjumlahan bahwa p x (p + q) = (p x q) + (p x r)

Maka a adalah 5                      3 x (5 + (-2)) = (3 x 5 )+ (3 x -2)

  1. 3.      Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil-hasil penelitian yang relevan merupakan uraian yang sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu.

Jenq Jong Tsay, Ph.D. dan Shandy Hauk, Ph.D. menyatakan bahwa hasil penelitiannya ini menghadirkan struktur kognitif peserta didik dalam pelajaran matematika tentang perkalian dua faktor dari sudut pandang tiga guru. Perkalian dijelaskan dalam hal tindakan, proses, objek, dan skema. Dalam pelaksanaan masalah posing berfungsi sebagai sarana untuk menilai dan meningkatkan kemampuan siswa agar tehubung dengan representatif simbolik dengan situasi kehidupan nyata. Dalam studi ini peneliti memperluas pada masalah penggabungan visualisasi pemecahan masalah dan hubungan isomorfik dalam mengidentifikasi pemecahan masalah, dalam penghitungan numerik untuk mengeksplorasi pemahaman siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Rosi Kartika Sari (2006:67) tentang usaha peningkatan keaktifan belajar siswa dikelas melalui pendekatan realistic menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic dapat meningkatkan keaktifan belajar dikelas secara berarti. Hal ini ditunjukan oleh evaluasi terhadap profil kelas sebelum dan sudah penelitian terhadap guru matematika setelah serangkaian tindakan kelas selesai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keaktifan dalam pembelajaran matematika sangat penting dalam pembelajaran matematika dan dengan penerapan pembelajaran student facilitator and explaining keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Guru memberikan peran  penting dalam proses pembelajaran matematika. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sangat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.

  1. 4.      Kerangka berfikir

Keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih sangat kurang dan hampir tidak mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam dunia pendidikan. Hal tersebut menjadi salah satu rendahnya kemampuan matematika dalam pendidikan. Meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu tugas bersama dari semua pihak dalam dunia pendidikan. Setiap guru harus selalu berusaha mengembangkan strategi atau metode pembelajaran termasuk peningkatan keaktifan. Melihat permasalahan diatas perlu diadakan pembahasan dan penyempurnaan termasuk strategi belajar. Suatu strategi pembelajaran di bidang pendidikan telah banyak digunakan yaitu strategi student facilitator and explaining. Pembelajaran matematika dengan strategi ini mampu membuat siswa aktif, siswa dapat mengutarakan pendapat dan ide-ide mereka di depan teman-teman, sedangkan guru berperan sebagai facilitator dan motivator.

  1. 5.      Hipotesis penelitian

Hipotesis tindakan berdasarkan pembahasan teori dan kerangka berfikir tersebut adalah “setelah dilakukan strategi student facilitator and explaining pada pembelajaran matematika, maka ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

  1. C.    METODE PENELITIAN
  2. 1.      Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas atau Classrom Action Research (CAR). Penelitian ini sebagai upaya pemecahan masalah dan sebagai peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi student facilitator and explaining dalam pokok bahasan perkalian bilangan bulat pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cepogo, Boyolali.

  1. 2.      Setting Penelitian
    1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SMP Negeri 2 Cepogo, Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2010/2011.

  1. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut.

1)     Tahap Persiapan minggu ketiga bulan Agustus 2010 sampai ke III bulan September 2010.

2)     Tahap Pelaksanaan minggu ke IV bulan September 2010 sampai minggu ke IV bulan Oktober 2010.

3)     Tahap Analisis Data minggu ke I bulan November 2010 sampai minggu ke IV bulan November 2010.

4)     Tahap Laporan minggu ke I bulan Desember 2010 sampai minggu ke IV bulan Desember 2010.

  1. 3.      Subjek penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIIB di SMP N 2 Cepogo, Boyolali tahun ajaran 2010/2011 sebagai subjek yang menerima tindakan. Peneliti dibantu mitra guru matematika sebagai observer.

  1. 4.      Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu tentang strategi pembelajaran di SMP N 2 Cepogo, Boyolali. Data primer diambil dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah berupa dokumen-dokumen atau data laporan yang telah tersedia yang mendukung dalam penelitian.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data yaitu siswa, guru yang mengajar, dan kepala sekolah. Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran matematika yang diterapkan di SMP N 2 Cepogo, Boyolali.

  1. 5.      Metode Pengumpulan Data
  2. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar peserta didik yaitu peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan. Pedoman observasi ini terbagi menjadi tiga bagian a) obsrvasi tindak mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran b) observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi peserta didik kelas VIIIB SMP N 2 Cepogo, boyolali c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar. Observasi dilaksanakan dengan jam pelajaran pada jadwal pembelajaran matematika di kelas  VIII SMP N 2 cepogo, Boyolali.

  1. Tes

Tes merupakan instrument untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan. Data dari tes digunkan sebagai salah satu acuan peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.

  1. Dokumentasi

Dokumentsi digunakan untuk memperoleh data-data berupa data sekolah, nama siswa kelas VIIIB N 2 Cepogo, Boyolali dan daftar nilai siswa, serta foto proses tindakan penelitian.

  1. 6.      Instrument Penelitian
    1. Pengembangan instrument

Instrument penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga validitas isi. Penelitian ini menggunakan

1)      Pedoaman observasi

2)      Observasi tindak mengajar yang berkaitan dengan strategi yang digunakan guru untuk mengajar

3)      Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan kegiatan siswa dengan proses pembelajaran.

4)      Keterangan tambaahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupuntindak belajar yang belum tercapai.

  1. Validitas isi

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini validitas yang akan digunakan adalah tehnik triangulasi. Trangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untukkeperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data tersebut (Moleong,2005:330).

  1. 7.      Teknik Analisis Data

Aktifitas dalam analisis data, yaitu Pengumpulan data, Penyajian Data, Reduksi Data, dan Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verivikasi. Langkah-langkah analisis data ditunjukkan gambar I berikut.

Pengumpulan data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verivikasi

Gambar . Komponen dalam analisis data

a)      Reduksi Data

Dalam reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, rekaman data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

b)      Penyajian Data

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.

c)      Penarikan simpulan, verifiasi, dan refleksi

Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang sering timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikaan simpulan dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator-indikator yang selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

  1. 8.      Keabsahan Data

Data dalam penelitian ini disahkan melaui teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006: 256). Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data

Triangulasi sumber data diterapkan dengan mengambil data dari beberapa sumber, dalam pnelitian ini sumber datanya adalah siswa, guru, kepala sekolah dan masyarakat sekitar.

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan observasi, tes, dan dokumentasi  (Sugiyono, 2008: 209)

  1. DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, umar. 2008. Penelitian tindakan kelas. Bandung: yrama Widya.

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Musriah. 2009. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode student facilitator and explaining. Skripsi . Surakarta : UMS (Tidak dipublikasikan)

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Kelas VIII untuk SMP dan MTS: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Sari, Diah Rosi Kartika. 2006. peningkatan keaktifan belajar siswa dikelas melalui pendekatan realistic. Skripsi . Surakarta : UMS (Tidak dipublikasikan)

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algendro

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: anggota Ikatan Penerbit Indonesia.

Sutama, 2011. Penelitian tindakan teori dan praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: Citra mandiri utama.

Tirtonegoro, Surtatinah. 2001. Peningkatan prestasi belajar.Bandung: Sinar Baru Algendro.

Tsay, Jenq Jong dan Shandy Hauk. 2006. Multiplication schema for signed number Case study of three prospective teachers. Vol 3 1-7.

Waqidatun, Nurul. 2009. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan take a give. Skripsi . Surakarta : UMS (Tidak dipublikasikan)